Sidoarjo – Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA) melalui Majelis Kesehatan (MKes) telah melaksanakan kegiatan konsolidasi yang bertujuan strategis untuk memperkuat kepemimpinan dan mempercepat aksi dakwah di bidang kesehatan. Kegiatan ini mengusung tema sentral: “Konsolidasi Penguatan Kepemimpinan Untuk Percepatan Aksi Dakwah Kesehatan ‘Aisyiyah.”
Konsolidasi ini menjadi penegasan bahwa persoalan kesehatan hingga di tingkat akar rumput merupakan bagian tak terpisahkan dari misi dakwah ‘Aisyiyah, sejalan dengan visi yang dicetuskan oleh pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, yaitu membangun hubungan bangsa yang kuat, sehat, dan sejahtera.
Mendudukkan Kesehatan sebagai Pilar Dakwah
Kegiatan konsolidasi ini diharapkan mampu memperkuat gerakan dakwah ‘Aisyiyah di bidang kesehatan secara menyeluruh. Salah satu poin penting yang ditekankan adalah pentingnya kolaborasi dan dukungan pihak eksternal.
“Semoga ada kolaborasi dengan Pemerintah, terutama dukungan untuk daerah-daerah yang jauh,” ujar salah satu perwakilan peserta, menegaskan harapan akan sinergi multi-pihak untuk menjangkau wilayah terpencil dan meningkatkan efektivitas program kesehatan.
Dalam upaya memetakan dan menyusun strategi yang komprehensif, kegiatan konsolidasi dibagi menjadi tiga kelompok bahasan utama, masing-masing dipimpin oleh pakar di bidangnya:
- Ketua Majelis Kesehatan : dipandu oleh Ibu Puji Rahayu, S.Pd., M.AP.
- Kelompok Pemberdayaan Masyarakat: dipimpin oleh Patmawati, S.Pd., M.Pd., CJSA.
- Kelompok Pelayanan Kesehatan Masyarakat: Dipimpin oleh Dr. dr. Irma Suswati, M.Kes.
Pembagian kelompok ini bertujuan memastikan bahwa seluruh aspek dakwah kesehatan—mulai dari fasilitas layanan hingga pemberdayaan komunitas di lapangan—mendapatkan perhatian dan rencana tindak lanjut (RTL) yang terperinci.

Rencana Tindak Lanjut (RTL) Satu Tahun ke Depan
Hasil dari konsolidasi ini melahirkan empat fokus program utama yang akan dikerjakan dan dikembangkan ‘Aisyiyah selama satu tahun ke depan:
1. Program Gizi dan Pencegahan Stuntin
Program ini diatur untuk mengacu pada prioritas nasional dalam penanganan kekurangan gizi anak. Aksi konkret yang akan dilakukan meliputi:
- Pembentukan Rumah Gizi: Menyediakan pusat informasi dan edukasi gizi bagi masyarakat.
- Pemetaan dan Deteksi Dini Stunting: Melakukan survei dan identifikasi cepat terhadap kasus stunting di komunitas.
- Audiensi dan Advokasi Stakeholder: Menjalin kerja sama dan dukungan dari pemerintah daerah dan pihak terkait.
- Pemberian Makanan Tambahan (PMT): Melaksanakan program pemberian asupan gizi langsung kepada kelompok sasaran.
2. Program Unggulan Majelis Kesehatan PPA
Sebagai program yang ditetapkan langsung oleh PPA Majelis Kesehatan (MKes), fokus utama diletakkan pada dua pilar: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Kesehatan Reproduksi.
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS): Melakukan sosialisasi PHBS secara masif di berbagai lini komunitas, termasuk Sekolah, Lingkungan Rukun Tetangga (RT), Institusi Publik, hingga Pesantren.
- Kesehatan Reproduksi: Program ini mencakup edukasi sepanjang daur hidup perempuan, membahas isu penting seperti sunat perempuan, menarche (datang bulan pertama), nikah dini, Keluarga Berencana (KB), hingga pencegahan dan deteksi dini Kanker Reproduksi.
3. Program Pengembangan Berbasis Kearifan Lokal
Program pengembangan diarahkan untuk memanfaatkan kearifan lokal masing-masing daerah dalam menangani isu kesehatan, dengan fokus pada Penyakit Menular dan Tidak Menular (PTM). Pendekatan lokal ini diharapkan mampu meningkatkan penerimaan dan kepatuhan masyarakat terhadap program kesehatan.

4. Program Kesehatan Berkeadilan
Program ini berfokus pada kelompok rentan dan marginal yang kesulitan mengakses layanan kesehatan. Aksi yang direncanakan mencakup:
- Kesehatan Mental Kelompok Rentan: Mengadakan kegiatan spesifik untuk meningkatkan kesehatan mental remaja/anak yatim.
- Fokus Kesehatan Reproduksi Perempuan: Memberikan perhatian khusus pada isu kesehatan reproduksi perempuan dari latar belakang sosial ekonomi rendah.
- Kesehatan Mental Narapidana: Membawa program kesehatan mental kepada warga binaan di lembaga pemasyarakatan, sebagai bentuk dakwah kesehatan yang inklusif dan non-diskriminatif.
Melalui RTL yang terstruktur dan terukur ini, ‘Aisyiyah menegaskan perannya sebagai organisasi perempuan Islam yang tidak hanya fokus pada ritual, tetapi juga beraksi nyata dalam pembangunan kesehatan bangsa, mewujudkan masyarakat yang tidak hanya beriman, tetapi juga sehat dan produktif.










