Ibu Cerdas Kunci Ketahanan Keluarga adalah tema kegiatan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Malang Dalam rangka Memperingati Hari Ibu di Aula Auditorium GKB 4 UMM Kampus 3 (22/12/2024). Sebanyak 300 orang peserta tidak menyurutkan para anggota Aisyiyah untuk mensukseskan kegiatan ini karena masih pagi Kota Malang diguyur hujan secara Istiqomah.
Dra Sri Herawati menyampaikan materi tentang menyiapkan generasi unggul dengan nutrisi yang seimbang. Hera mengawali materinya dengan menyatakan bahwa sebagai warga aisyiyah dan sebagai seorang muslim tentu memahami QS Annisa ayat 9 ini yang artinya
“Dan Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Banyak ibu-ibu muslim itu ada yang tidak bisa merasakan nikmatnya sholat, sehingga tidak bisa menyiapkan generasi muslim yang Tangguh dan ungggul.
“Unggul artinya pandai, cakap, kuat dan awet. Generasi unggul adalah generasi yang lebih baik dan berusaha keras dan dengan karakter yang mantap di dalam dirinya selalu berdampak positif bagi diri dan lingkungan sesama.” Jelasnya
Siklus hidup manusia itu terbagi menjadi 3 diantaranya adalah puncak kesehatan dan puncak potensi berada diumur 40 tahun sedangkan rata-rata umur manusia 67 tahun, sehingga untuk menjaga siklus yang baik maka diharapkan kita bisa menjaga nutrisi seimbang yang dijelaskan pada Al-Qur’an surat Al Baqarah (2) ayat 168 yang artinya “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” Lanjutnya
Hera menyampaikan bahwa mitos keunggulan sebuah bangsa tidak banyak dipengaruhi oleh kekayaan alam, keturunan, kecerdasan, lokasi, musim dan faktor lainnya, akan tetapi dipengaruhi faktor dominan yaitu Attitude/perilaku/akhlak/kepribadian.
Aisyiyah sejati menjadi isteri dan mengatur negeri adalah materi yang disampaikan oleh Shoimah Kastolani yang menjabat sebagai Tim Ahli Biro organisasi Pimpinan Pusat Aisyiyah.
Saat mengawali materinya, Shoimah membacakan QS Annisa ayat 124 yang memiliki makna hampir sama dengan sejarah berdirinya aisyiyah QS Annaml ayat 97.
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (QS. An-Nisa’ ayat 124)
Siapa bilang, surga banyak perempuannya, tapi tentu saja perempuan-perempuan yang sholeh dilandaasi dengan iman yang kuat akan menjadi ahli surga.
Shoimah merasa sedih dengan peringatan hari ibu yang dilaksanakan setiap tahunnya. Setiap tahun peringatan hari ibu selalu meriah dibandingkan hari ayah pada tanggal 12 November, sayangnya hari ibu ini diisi dengan lomba masak, lomba make up. Padahal perempuan-perempuan Indonesia itu AMPUH “Awet Muda Panjang Usia dan Hebat.
Sejarah dibalik penetapan tanggal 22 Desember 2024 sebagai hari ibu adalah tanggal yang sangat bersejarah bagi para perempuan di Indonesia yaitu hari kebangkitan perempuan Indonesia, dimana saat itu telah dilaksanakan kongres perempuan pertama kalinya pada tanggal 22 Desember 1928 yang diselenggarakan di Gedung Dalem Joyodipuran Yogyakarta.
Peringatan ini untuk menghargai peran perempuan di Indonesia. Happy Mother Day itu seharusnya dilaksanakan pada Mei minggu ke 3, karena memiliki sejarah yang berbeda dengan hari ibu. Hari ibu dan Happy Mother Day memiliki latar belakang yang berbeda.
Kita para perempuan jika ingin menjadi penduduk surga itu ya harus berfastabiqul khoirot, memperbanyak kemanfaatan kita di masyarakat, tidak duduk saja dirumah, kalau sudah bergerak di aisyiyah itu sulit untuk berhenti bergerak di aisyiyah. Jangan lupa selalu berbuat baik bukan untuk diri sendiri tapi untuk keluarga terutama nutrisi yang baik termasuk bermasyarakat.
“Sungguh Allah telah mengijinkan kalian kaum Perempuan untuk keluar rumah memenuhi kebutuhanmu” (HR Bukhari dan Muslim)
Kebutuhan perempuan itu tidak hanya makan, tidak hanya pakaian saja tapi juga kebutuhan status sosial, seperti saya yang saat ini sakit, dan mendapat whatssapp dari panitia langsung gembira, semangat sekali, karena kita mempunyai kebutuhan sosial.
Oleh karena itu, jangan berhenti dalam berbuat baik dan jangan berhenti untuk memperluas kebermafaatan.
Ibu-ibu kalau lagi sakit, rumahnya seperti kapal pecah, tapi kalau suaminya yang sakit, insyallah aman-aman saja, karena ini sifat taradhinya istri karena kerelaan istri dalam mengurusi rumah, walaupun sebenarnya tugas mencuci, setrika, menyapu dan memasak itu bukan tugas istri tapi tugas suami.” Lanjutnya.
Shoimah menyampaikan nasehat KH Ahmad Dahlan untuk para laki-lakimaksudnya murid-murid laki-lakinya bahwa “Berhati-hatilah dengan urusan Aisyiyah. Kalau saudara-saudara dapat memimpin dan membimbing mereka, insyaallah mereka akan menjadi pembantu dan teman yang setia dalam melancarkan persyarikatan kita menuju kepada cita-citanya.”
Nasihat untuk para perempuan yaitu murid perempuannya “urusan dapur janganlah menjadi halangan untuk menjalankan tugas dalam menghadapi masyarakat.” Ungkapnya.
Sejak 100 tahun yang lalu KH Ahmad Dahlan itu sadar dengan peran perempuan, sehingga setiap pergerakan Muhammadiyah selalu disertai Aisyiyah, karena perempuan juga bisa mencari donator dengan bahasanya yang halus sehingga bisa terbentuklah TK Aisyiyah pertama.
Penulis Fatimah Azzahro