Rangkaian Resepsi Milad Aisyiyah ke-108 Kota Malang pada Sabtu, 14 Juni 2025 hari itu diwarnai dengan kebanggaan dari Emak-Emak Aisyiyah Kota Malang. Resepsi Milad yang diadakan di aula Gedung Dakwah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Malang tersebut diikuti oleh kurang lebih 350 peserta dan kurang lebih 70 orang pengisi acara.
Milad Aisyiyah ke-108 kali ini bertemakan “Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Qaryah Thayibah Menuju Ketahanan Nasional“. Dihadiri oleh Bapak Wakil Walikota Malang beserta istri, Bapak Ketua PDM Kota Malang, Direktur KBIHU RSI Aisyiyah Kota Malang, Dinas Pangan, Pangan Kota, Camat Lowokwaru, Lurah Ketawanggede, dan juga beberapa undangan organisasi perempuan lain seperti Muslimat, GOW, BKMM, dan juga ortom Muhammadiyah; Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, IPM, IMM, hingga Tapak Suci dan HW.
Ketua PDM Kota Malang Sampaikan Apresiasi Untuk Emak-Emak Aisyiyah Kota Malang

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Abdul Haris, MA sebagai ketua PDM Kota Malang menyatakan bahwa the power of emak-emak Aisyiyah Kota Malang ini tidak bisa diremehkan. Terbukti gebrakan yang dibuat oleh Aisyiyah Kota Malang tahun ini, yaitu gerakan sepuluh ribuan untuk Aula PDM Kota Malang mampu mengumpulkan puluhan juta rupiah untuk 100 set kursi di Aula Gedung Dakwah PDM Kota Malang.
Saya sangat salut dengan emak-emak Aisyiyah Kota Malang hari ini. Kabarnya ada 100 set kursi yang disumbangkan untuk PDM. Alhamdulillah, kami mengucapkan terimakasih.. tinggal soundnya ini ya..
Kelakar Prof Abdul Haris pagi itu disambut dengan tawa Ibu-Ibu yang hadir memenuhi aula.
Hal senada juga disampaikan dalam keynote speech oleh Bapak Wakil Walikota Malang, Bapak Ali Muthohirin;
Ini hal unik yaa, biasanya Muhammadiyah yang nyumbang untuk Aisyiyah, tapi sekarang Ibu-Ibu yang nyumbang untuk Muhammadiyah, MasyaAllah hal ini menunjukkan bahwa kekuatan Ibu-Ibu dari akar rumput sampai ke atas sangat kompak dan bisa menjadi teladan untuk kita semua
Gerakan sepuluh ribuan, gerakan kecil dari akar rumput ternyata mampu memberikan sumbangsih besar untuk dakwah, yakni tempat lahirnya ide-ide dan gagasan yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar, kantor PDM Kota Malang.
Kursi dan Dakwah: Bukti Cinta Ibu-Ibu Aisyiyah Kota Malang untuk Muhammadiyah
Kadang, cinta itu tidak melulu soal hal besar dan spektakuler. Cinta bisa hadir dalam bentuk yang sederhana tapi bermakna, sepertikursi.
Beberapa waktu lalu, suasana hangat penuh syukur terasa di lingkungan Muhammadiyah Kota Malang karena satu gerakan penuh cinta dari para Ibu hebat: Ibu-Ibu Aisyiyah Kota Malang.
Mereka bersama-sama menyumbangkan kursi-kursi untuk aula kegiatan Muhammadiyah Kota Malang. Sekilas mungkin ini tampak sederhana. Tapi jika kita lihat lebih dalam, ini adalah wujud nyata dari dukungan dakwah yang sangat tulus dan penuh makna.
Saling Dukung dalam Langkah Dakwah
Ibu Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Malang, Dra. Hj. Sri Herawati mengatakan:
Aisyiyah dan Muhammadiyah ibarat dua sayap dari satu tubuh. Saling menguatkan, saling mengokohkan. Gerakan Aisyiyah yang kuat di sektor perempuan, keluarga, pendidikan, hingga kesehatan, selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari napas perjuangan dakwah Muhammadiyah.
Dan sumbangan kursi ini bukan sekadar “bantuan fasilitas”. Ini adalah pesan yang kuat: “Kami ada di sini untuk mendukung setiap langkah dakwah. Kami duduk bersama kalian. Harfiah dan maknawi.”
Dari Perempuan, Untuk Perjuangan
Yang menginspirasi adalah bagaimana Ibu-Ibu Aisyiyah memaknai kontribusi ini. Di tengah kesibukan mereka mengurus rumah tangga, mengajar di PAUD, mengurus kegiatan majelis, mereka masih menyempatkan hati dan rezeki untuk menyumbang demi kemaslahatan bersama.
Setiap kursi yang kini berjajar di aula Muhammadiyah Kota Malang adalah simbol kasih sayang perempuan-perempuan tangguh. Mereka tidak hanya menyumbang benda, tapi juga semangat kebersamaan, gotong royong, dan keikhlasan.
“Kursi Itu Akan Jadi Saksi Dakwah”
Bayangkan, berapa banyak rapat dakwah, pelatihan kader, dan musyawarah penting yang akan dilakukan di atas kursi-kursi itu? Berapa banyak ilmu yang akan dipetik, dan keputusan penting yang akan diambil demi kemajuan umat?
Kursi itu bukan cuma tempat duduk. Itu adalah saksi perjuangan.
Hari ini, kita semua belajar bahwa mendukung dakwah tidak harus menunggu jadi orang kaya raya, tidak harus menunggu jabatan tinggi. Setiap dari kita bisa jadi bagian penting dalam perjuangan, sekecil apapun kontribusinya.
Terima kasih, Ibu-Ibu Aisyiyah Kota Malang. Gerakan kecilmu, nilainya besar di mata Allah dan menjadi pengingat kami semua, bahwa dakwah akan terus hidup jika kita berjalan dan duduk bersama.